Oleh: Alif Lutfhi Ihsanul Fikri – Alumni Madrasah Jurnalistik PMII Gorontalo
JAM menunjukan pukul 15.00 WITA, Arif mulai menyiapkan dagangannya yang akan dijual di Komplek Jembatan jodoh, di Jalan Ahmad Hiola, Tenggela, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo. Semua dagangannya itu merupakan makanan manisan atau kue untuk berbuka puasa.
Saat dirinya selesai menyiapkan dagangannya, Arif kaget ada bau busuk masuk tiba-tiba melintas dalam hidungnya. Bau busuk itu berasal dari sampah yang menumpuk, tak jauh dari lokasi tempat dagangannya.
“Kalau orang-orang tetap buang sampah di sekitar warung tempat jualan, kita akan terus terkena dampaknya, karan sampah itu bikin kotor dan bau. Otomatis tidak ada yang mau datang beli makanan disini” ucap Arif, pedagang di sekitar jembatan jodoh (08/04/2022).
Sampah memang menjadi masalah utama di Gorontalo, apalagi saat bulan suci Ramadhan. Bungkusan makanan takjil, atau kue untuk berbuka puasa yang kerap dibuang sembarangan menjadi penyebab utama, apalagi sampah rumah tangga yang tak terkontrol pembuangnya.
Pemandangan itu bisa dilihat hampir setiap sudut jalan di kota Gorontalo. Banyak dari tumpukan sampah ini berlokasi di dekat tempat orang-orang melakukan aktivitas membeli dan berjualan makanan untuk berbuka puasa.
Misalnya, di Jalan Ahmad Hiola dan Jalan Beringin. Jika dihitung setiap tumpukan sampah di jalan bisa mencapai panjang sekitar 5-6 meter dan lebarnya 2-3 meter.
Rata-rata sampah yang menumpuk ini didominasi oleh pembungkus makanan berupa plastik, styrofoam dan sisa-sisa makanan itu sendiri yang menimbulkan bau tak sedap bagi pengguna jalan dan pembeli-pembeli di sekitar.
Tak hanya itu, ada beberapa warga memilih untuk membuang sampahnya di aliran sungai sekitar. Akibatnya, beberapa tumpukan sampah yang hanyut dapat tersangkut di bibir sungai, yang membuat air sungai keruh, bau dan terhambat alirannya.
“Saat ini kesadaran warga di sekitar jalan terhadap kebersihan lingkungan sekitar masih kurang” kata Arif.
Menurut Arif, di bulan suci Ramadhan, harusnya kita lebih mendekatkan dirinya kepada sang pencipta dengan merawat bumi dan seisinya, termasuk jangan membuang sampah sembarangan. Ia bilang, kebersihan merupakan sebuah bukti atau buah keimanan seseorang yang diukur dari tingkat kebersihannya.
“Langkah paling kecil yang bisa kita lakukan adalah dengan mengurangi atau menghentikan penumpukan sampah dengan membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan dan mengurangi limbah rumah tangga sekali pakai,” tuturnya
Leave a Reply